Mari ngeblog

Yak, semoga blog ini ga terbengkalai. semoga hasrat menulis saya terjaga. mari menulis

Perkenalan dulu ya?

kenalkan nama saya Firmansyah Arif Tirtana Asri, seorang bujang keren kelahiran Gorontalo 24 beberapa tahun sekian bulan sekian hari (ribet kalo angka. kudu ganti tiap tahun). HomeBase di Probolinggo (lebih suka nyebut Prolinx) dan sekarang merantau di Pontianak, sebuah kota yang dilintasi garis katulistiwa. Kakak yang (kurang) baik bagi kedua adiknya. Anak yang (terlalu) bandel untuk kedua orang tuanya.

Cita-cita sampai SMA menjadi seorang jurnalis, tapi yah, nyasar di perguruan tinggi yang tahun 2010 lalu sempat heboh karena ulah salah satu alumninya, STAN. Dan sekarang menekuni profesi sebagai PNS (semoga ga selamanya jadi PNS)

Menyukai novel, manga, anime, tokusatsu, dan apapun yang dapat menghibur.

A SONE!

Sekian dulu apa ya?

Oke lah, sekali lagi mari menulis, silakan pergi menikmati

P.S. silakan tinggalkan komen agar saya bisa berkunjung balik m(_ _)m

LDR itu berat bung!

LDR, long distance relationship. Kita sering mendengar istilah itu. Istilah yang digunakan oleh sepasang kekasih/suami istri yang terpisah jarak. Dan itu, berat! sangat berat.

2 jam lalu saya mengalami untuk kesekian kalinya masa-masa paling berat dalam LDR, berpisah dengannya. Setelah 2 minggu lebih bersama, kenyataan bahwa kami akan kembali terpisah selama paling tidak 2 minggu itu, berat. Menatap wajahnya yang juga tidak rela saya pergi itu, berat. Menatap matanya yang saya tau menahan air mata itu, berat.

Ketika kami berdua masih dalam tahap pacaran, tidak pernah saya merasa seberat ini meninggalkannya. Levelnya beda. Level suami istri itu memang membutuhkan kedekatan dan keintiman yang lebih daripada ketika pacaran. Perasaan bahagia ketika bangun tidur menyadari ada seseorang di sampingmu itu tidak akan kita dapatkan saat kita pacaran. Dan saya benar-benar akan merasa kehilangan perasaan itu untuk 2 minggu.

Bersyukurlah kalian wahai kekasih atau suami istri yang tidak terpisah jarak. Bersyukurlah kalian bisa menghabiskan waktu setiap hari. Tidak semua orang punya kesempatan untuk itu. Manfaatkanlah. Jangan habiskan dengan cekcok. Jangan buang waktu yang berharga itu dengan pertengkaran yang akan membunuh hubungan kalian sedikit demi sedikit

Untuk istriku, 2 minggu lagi ya 🙂 bertahanlah di sana 🙂

Tentang Dia

Dia itu, punya dua lesung pipit saat tertawa
Dia itu, punya tatapan mata terindah
Dia itu, ga kuat kalo saya menatap matanya lama. Pasti ngalihin pandangan
Dia itu, suka nonton film horor, tapi malamnya ga bisa tidur kalau ga ditelpon
Dia itu, suka mawar
Dia itu, suka banget berburu komedo. And i mean it. Baginya, komedo yang muncul saat hidung dipencet adalah kepuasan batin sendiri. Yang tahan ya, hidungku
Dia itu, sering ngomel. Tapi aku tau, cintanya lebih besar daripada omelan
Dia itu, punya nama seorang Putri kerajaan, dan memang dia itu Putri
Dia itu, sering ngeluh aku ga romantis. Maaf ya
Dia itu, diluar kejam, tapi perasa. Masih ga bisa lupa saat kami di sebuah restoran, tanggal 11 maret 2013. Atau senin 14 oktober 2013, saat saya memberi kabar buruk. Maaf ya, aku masih sering ceroboh
Dia itu, sering insomnia kalo ga ditelpon
Dia itu, sering ngasih surprise. Makasih ya kotaknya. Aku jadi punya banyak kotak bagus
Dia itu, gampang pusing 😦 maaf ga bisa selalu disampingmu sementara ini
Dia itu….. Cintaku

2 days to go

EVAN DIMAAAAAASSSSS! GARUDA MUDAAAAA!

Bayangkan anda hidup di negara yang mayoritas penduduknya menyukai bola. Bayangkan anda hidup di negara penyuka bola dan mempunyai timnas yang tidak pernah merengkuh juara selama berpuluh tahun. Bayangkan anda hidup di negara penyuka bola yang telah kehilangan harapan.

Lalu bayangkan negara anda memiliki TImnas U-19 yang tiba-tiba menjadi secercah harapan. Timnas tersebut berhasil mempersembahkan gelar pertama, gelar yang diidam-idamkan oleh segenap pecinta bola negara tersebut. Anda bisa membayangkan?

Nah, bayangkan lagi Timnas tersebut mendapat ujian, sebuah lawan yang memiliki nama besar. Juara suatu turnamen 12 kali sekaligus juara bertahan turnamen tersebut. Bayangkan! Bayangkan ketika timnas negara tersebut menang!

BAYANGKAN!

MENANG!

EUFORIA MEMUNCAK!

MENAAAAANG!!!!!

Ah, susah nulis kalo lagi euforia gini.

Jadi, intinya, Timnas Indonesia U-19 menang melawan Korea Selatan! Kenapa itu penting?

1. Korea Selatan adalah juara bertahan

2. Jika menang otomatis lolos ke Piala Asia U-19 2014 di Myanmar

2 alasan itulah yang membuat saya deg-degan. Saya sendiri sebenarnya sudah pasrah. Nothing to lose. Kalah ga pa pa. Mereka sudah berjuang sekuat tenaga. Tapi apa yang saya saksikan barusan adalah sesuatu yang lebih dari ekspektasi saya

Permainan Evan DImas dkk begitu memukau. Begitu apik, percaya diri. Sama sekali tidak menunjukkan tanda mereka lebih inferior daripada Korea Selatan. Mereka dengan tenang memainkan bola. Kaki ke kaki, tidak asal umpan lambung yang seringkali percuma. Dana kerja keras mereka membuahkan hasil! permainan penuh percaya diri mereka mendapatkan imbalan yang setimpal. Hattrick Evan Dimas, sang kapten, membawa tim mereka menang!

ALL HAIL EVAN DIMAS! ALL HAIL EVAN DIMAS! ALL HAIL EVAN DIMAS!

saya di kamar teriak-teriak kegirangan. Baru kali ini saya melihat permainan timnas yang sebagus tadi. Oh wait, waktu AFF 2010 itu…kekna bagus juga. hehehe, jadi mungkin yang kedua kalinya 🙂

Selamat Garuda Muda! Pertahankan penampilan kalian! Tetap Fokus! Jangan tergiur godaan iklan-iklan yang bakal mengganggu konsentrasi kalian di bola!

SELAMAT!

 

btw, tanggal berapa sekarang? 12 Oktober?

Oke

13 Days to go

 

D4

DEEE EMPAAAAATTTTTT. AKHIRNYA KELUAR PENGUMUMANNYAAAAAAAA. tahun ini harus lulus! aaaaaaaaaamiiiiiiiiiinnnnn

Sekilas backstory. Dikarenakan saya adalah lulusan STAN, maka gelar tertinggi saya adalah D3. Untuk menaikkan gelar tersebut, pilihannya ada dua, ikut tugas belajar, atau ijin belajar. Tugas belajar itu saya akan ditugaskan untuk belajar, penuh, tanpa terganggu rutinitas kantor. sedangkan kalo ijin belajar, saya harus tetap masuk kantor seperti biasa. pulang kantor baru bisa ikut kuliah.

Nah, karena saya juga mendapat penempatan yang jauh dari rumah, salah satu cara untuk bisa balik ke deket rumah adalah dengan tugas belajar. Kenapa? Karena statistik berkata 90% lulusan Tugas Belajar dapat penempatan yang deket rumah. Sebuah kesempatan besar! Tugas belajar yang paling rutin ada adalah DIV. maka itulah peluang saya untuk bisa pulang 😀

Jadi, tahun lalu, saya sebenarnya sudah bisa ikut ujian D4.  dan tentu saja saya ikuti ujian itu. Saya sudah berusaha mempersiapkan diri saya sebaik mungkin, namun apa daya, nasib berkehendak lain. Walau saya curiga ada hubungannya dengan gambar Super Saiya-jin saat psikotes. Oh iya, lupa belum cerita. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya,  untuk bisa menempuh pendidikan DIV, kami para lulusan D3 harus lulus tes terlebih dahulu. Nah, tesnya terdiri TKD (tes kemampuan dasar yang berisi soal-soal matematika dasar (dan rada drumit), bahasa indonesia,dan logika), bahasa inggris (you know lah, kek toefl gitu), dan Psikotes. Nah, untuk TKD dan Bahasa Inggris saya sudah mempersiapkan diri. latihan setiap malam ditemani suara merdu si dia yang juga belajar. Tapi untuk psikotes, saya rada….gabungan skeptis, sinis, dan pesimis. Pesimis karena saya ga bisa gambar sedangkan salah satu tes psikotes adalah menggambar, skeptis dan sinis karena saya tau bahwa di luar sana, di dunia nyata, di toko buku, beredar latihan-latihan untuk psikotes yang semuanya nyaris mengajarkan hal yang sama. harus gambar ini lah, harus gambar itu lah, harus mulai dari nomor ini lah, nomor itu lah. Menurut saya itu bullshit. kalo semua orang membaca buku itu? berarti jawaban mereka semua sama dong? mereka semua gambar hal yang sama dong? terus? gimana ngukurnya? gimana parameter atau variabel penentu kelulusannya ditentukan?

Karena hal tersebut, saya rada ga serius untuk psikotes. ketika si dia udah serius latihan keras, saya latihan seadanya. Saat ujian, para peserta lain menggambar guru, pelukis, petinju, atlit bola, saya menggambar Super Saiya-jin, dengan skill gambar yang jauh di bawah rata-rata. Dan hasilnya? si dia lulus, saya ga lulus. OTL

Kembali ke masa kini, sekarang saya punya motivasi lebih untuk lulus DIV tahun ini. Iming-iming bisa pulang, dan bisa menemani si dia selama 2 tahun 😀 Saya akan berusaha lebih keras lagi untuk bisa lulus. Doakan saya ya.

*note to self: cari buku-buku psikotes

Doakan saya ya Sayangku, Ajari saya cara gambar yang baik yaaaaaa

dan tak lupa,

15 days to go

Romantis itu….

Hai, apa kabar dunia? makin kritis kondisinya akibat global warming?

Well, kali ini saya ingin membahas hal yang sering diutarakan para wanita, yang sering diharapkan para wanita kepada pria. Romantisme. Bukan membahas sih, lebih tepatnya mengungkapkan pertanyaan.

Apa sih romantis itu? kalo menurut kamus sih, artinya bersifat spt dl cerita roman (percintaan); bersifat mesra; mengasyikkan. Berarti dapat dilihat bahwa salah satu intinya adalah bersikap mesra. Nah, bersikap mesra itu seperti apa? Ngasih bunga kah? Beliin makanan di bawah deras hujan kah? Ngusap rambut pas lagi nongkrong bareng di taman?

Seperti apa?

Saya sering dibuat bingung ketika Dia meminta saya untuk bersikap romantis. Bingung harus gimana? Dan pada akhirnya saya nyomot kalimat gombalan di acara TV Korea yang saya dapat beberapa tahun lalu. Saya memang bukan orang yang romantis. Atau mungkin ga sadar, ga paham yang romantis itu yang kayak gimana.

Kenapa ga sadar? yah, karena ketika saya mengucapkan hal yang menurut saya biasa saja, eh Dia berkata itu romantis banget. seperti contohnya waktu itu saya pernah bilang “lebih baik aku cupu maen dota daripada kehilangan kamu”. eh, si dia bilang itu romantis banget…padahal buat saya biasa aja 🙂

trus postingan sebelumnya, buat saya itu biasa aja. eh, menurut dia itu romantis.

bingung deh

btw, 17 days to go

a Moment of Serenity

Momen ketenangan….momen detik dimana kita merasa sangat tenang, momen dimana ketika kita sejenak melupakan segala hiruk pikuk dunia, menjauhkan pikiran pekerjaan yang sudah mendekati deadline, mengenyahkan keresahan akan utang-utang yang menumpuk.

Setiap orang saya yakin pernah mengalaminya. Saat mereka bermeditasi, saat mereka menyendiri, saat mereka berdoa kepada Tuhan, atau mungkin saat mereka bertualang ke tempat baru. Ketenangan yang membawa kedamaian, walau sejenak.

Momen ketenangan….salah satu yang paling saya ingat adalah saat ia terbaring lelap di pangkuan saya ketika kami berada di taksi, setelah seharian mengelilingi sebuah mall di ibukota. Lelap, damai. kedamaian dirinya yang tengah terbang ke dunia mimpi membawa kedamaian juga bagi diri saya. saat saya mengelus rambutnya perlahan, saya terlupakan akan riuhnya jakarta, pikuknya Durian Besar. Sejenak saya melupakan semua permasalahan hidup. Yang ada hanya saya dan dirinya

 

19 days to go

Sekilas Tentang Cinta

What is love

Apa itu mencintai

Apa itu dicintai

Cinta adalah ketika sepasang manusa tidak ingin terpisahkan

Cinta adalah ketika sepasang insan ingin selalu bersama

Cinta adalah ketika sepasang manusia memutuskan berkomitmen

Menjalani hidup berdua

Mengarungi kerasnya dunia, munafiknya manusia

Bersama

Cinta adalah kebersamaan

Persahabatan

Cinta adalah ketika sepasang manusia mampu mengalahkan konflik antar mereka

Cinta adalah ketika perbedaan tidaklah utama

cinta adalah kamu

 

22 days to go

Dirgahayu Negaraku

68 tahun sudah usiamu, Indonesia. 68 tahun kau bebas dari cengkeraman penjajah. 68 tahun kau menghirup aroma kebebasan. Selamat ya.
Tapi kuharap kau tidak terlena. Banyak tantangan yang menantimu. Korupsi masih akan terus menghantuimu. Kuharap kau mampu menghadapinya. Mampu mengenyahkan segala penyakit yang menggerogotimu
Amin

Saya dan Rokok

Kemarin, saya kembali diusikkan ama pemandangan jamak di bandara internasional Soekarno Hatta, pemandangan yang mungkin juga awam terjadi di banyak tempat di negeri ini. Pemandangan orang merokok di bawah tulisan dilarang merokok. gambar yang seperti di bawah ini nih

stop-smoking-now1

Sayang saya ga kepikiran buat moto tu pemandangan. Lain kali ah

Eniwei, sebelum saya mencaci orang-orang tersebut, mari bernostalgia sejenak

hubungan saya dengan rokok yang paling berkesan diawali pada suatu masa ketika usia masih belum belasan. YEP. belum belasan. Saya masih kelas 5 SD ketika bibir saya besentuhan dengan batang rokok. Waktu itu saya sedang liburan akhir pekan ke rumah nenek di lereng gunung (Daerah Boto itu lereng gunung bukan sih?) Seperti anak kecil yang sehat dan aktif bersosialisasi, saya bermain dengan para sepupu dan duapupu. Kejar-kejaran, petak-umpet, bentengan, pokoknya permainan yang kayaknya udah punah di tahun 2000an ini. Lalu entah dari mana, salah satu duapupu saya membawa sebatang rokok yang udah tinggal sedikit tapi masih menyala. Dia lalu menghasut kami, para bocah lugu dengan tingkat keingintahuan yang mantap, untuk menghisap rokok tersebut. Kami pun nurut, satu-persatu dari kami mencoba melakukan apa yang biasanya dilakukan  orang dewasa geblek tolol perusak diri sendiri idiot perokok.

Hasilnya?

Saya tersedak, GA ENAK! GA KAYA PERMEN! GA KAYA CHEETOZ!

Sejak itu lah hingga saya ga tertarik ama yang namanya rokok

4 Tahun kemudian…..

Saya sedang asyik maen gitar di rumah kawan saya yang sedang kosong. Tenang, cowok kok. bukan cewek. Inisialnya Rc Waktu sudah menunjukkan pukul ……pokoknya lewat adzan isya deh…. setelah bosan memetik gitar, kami berdua ngobrol, ngoceh ngalor ngidul. Tak lama berselang, datang seorang kawan lagi. Dan dia membawa sebungkus rokok. Saya lupa gimana detilnya, yang jelas, setelah kawan satu itu pulang, ada sebungkus rokok yang tertinggal. Si Rc pun penasaran, seperti apa rasanya rokok itu. Ia lalu menyulut rokok tersebut dan menghisapnya. Tidak seperti saya yang langsung tersedak seperti paragraf di atas, Rc bisa mengendalikan rokok tersebut. Tapi itu tak lama. Dia mematikan rokok itu dan berkata, “Ga enak di bibir. pedas gitu rasanya”

Oke, makin tidak tertarik.

Sepulang dari rumah kawan tersebut saya menceritakan hal di atas kepada ortu saya. Dan papa langsung berkata demikian.

“kamu merokok itu ngapain? ngisep asap kan? kenapa ga duduk di tempat bakar sampah aja, kan ada asapnya. bisa diisep tuh”

jleb! mengena banget di nalar saya.

3 hal itu adalah alasan kenapa saya tidak tertarik menjadi seorang perokok. Jauh sebelum saya mengetahui bahayanya merokok. Bahwa merokok itu bisa menyebabkan kanker, bahwa merokok itu bisa membahayakan orang di sekitar yang jadi perokok pasif.

Kembali ke paragraf awal sendiri, mari mencaci

*copas dari twitter ah*

jadi, saya heran dengan para perokok. segitu ga bisa tahan ya merokok?

udah jelas-jelas ada tanda dilarang merokok, dan udah disediain ruangan sendiri buat merokok, masih aja merokok sembarangan

apa karena mikirnya tempat itu ga ada ac, jadi bisa dipake buat rokok’an?

*yang ini bukan dari twit*

buta apa ya, ga bisa baca ya? ga bisa baca tulisan “DILARANG MEROKOK”

😡

 

Perut…..

AKhir-akhir ini saya merasakan ada perubahan pada diri saya. Perubahan yang sayangnya ga begitu menggembirakan. Saya jadi susah duduk takhyat akhir, saya jadi susah make celana panjang buat ngantor, saya jadi susah masang kaos kaki, baju slim fit saya jadi sesak. Penyebabnya? Tak lain tak bukan adalah berat yang bertambah edan-edanan. Dan didukung oleh pendistribusian yang tidak merata, menumpuk di bagian sekitar pusar, alias perut. = =

Sebagai perbandingan, setahun lalu saya menimbang badan saya, angka yang keluar adalah kisaran 65kg. 2 tahun lalu saya nimbang, angkanya kisaran 63kg. Beberapa minggu lalu saya nimbang? 75KG! Angka yang fantastis untuk orang yang semasa kuliah mempunyai massa 56Kg ini. Saya lalu mencoba mengingat-ingat kenangan saya yang ada kaitannya dengan berat ini, sambil meliat koleksi foto di pesbuk dan komputer.

2009

Saya di foto yang diambil akhir 2009, setelah wisuda dan sebelum magang, terlihat kurus, kucel, nggilani kalo kata Dia. Berat saya waktu itu masih 56-57kg. Saya ingat waktu itu saya sering becanda ngomong ke temen saya si eskrim buat bagi beratnya 5kg aja. biar kami berdua nyentuh titik ideal. Berbagai cara coba saya tempuh untuk dapetin 5kg itu, bunuh eskrim dan cangkok lemak, makan yang banyak, beli susu hampir tiap hari, males-malesan di kamar. Tapi semua sia-sia. Predikat saya sebagai mahasiswa tampaknya mendikte berat badan saya agar tetap di level kurus.

2011

Saya di foto yang diambil akhir 2011 terlihat ga kurus lagi. Udah ganteng, keren, menawan, mempesona Saya terlihat lebih segar. Berat saya waktu itu di kisaran 63-65 Kg. Akhirnya cita-cita saya untuk ideal tercapai. HOREEEEE

2013

apa itu? apa itu yang menumpuk di muka?

apa itu? apa itu yang menumpuk di perut?

kenapa? kenapa baju slim fit saya jadi sesak?

kenapa? kenapa celana saya jadi ga muat lagi?

KENAPAAAAAAAAAAA

 

OTL